Backlink

Tidak bisa kita pungkiri bahwa backlink memiliki peranan yang cukup penting dalam meningkatkan peringkat website di mesin pencari. Bahkan hal tersebut bisa di validasi dengan mudah di laman Google “How Search algorithms work“.

Di laman tersebut, secara terang-terangan Google mengatakan bahwa:

“We look for sites that many users seem to value for similar queries. For example, if other prominent websites link to the page (what is known as PageRank), that has proven to be a good sign that the information is well trusted.”

Yang mana secara garis besar, peran backlink dalam hal ranking memang cukup signifikan.

Nah, pada artikel kali ini, saya ingin memberikan sedikit pandangan dan “basic” sederhana terkait backlink.

Jawabannya antara iya dan tidak.

Seperti yang sudah saya uraikan diatas, backlink memiliki peranan yang penting di SEO. Tapi, di era SEO yang sudah makin berkembang dan lebih mengutamakan relavansi dan kenyamanan user, peran backlink bisa dikatakan berkurang (pada kondisi tertentu).

Misalnya: Situs A memiliki backlink berkualitas yang sangat banyak, ini tidak menjamin akan selalu page one. Karena bisa saja kualitas kontennya kurang baik, konten tidak sesuai search intent, page quality buruk dan banyak hal lain.

Jadi backlink tidak bisa “berdiri sendiri” dalam membuat situs page one, dia juga harus di dukung oleh sinyal relevansi yang lain.

Jika mengacu pada “How search algorithm works”, ada beberapa “clue” yang bisa kita dapatkan.

Yang pertama: adalah prominent websites link. Hal ini bisa kita baca di tautan yang udah saya lampirkan di atas. Secara garis besar, prominent website itu artinya website terkemuka, kita biasanya memiliki parameter semacam DA/PA tinggi atau sebagainya.

Yang kedua: Natural. Untuk lebih lengkapnya kita akan bahas di bawah.

Backlink natural adalah backlink yang di dapat dari website lain, bukan dibuat atau bahkan dibeli.

Lagi-lagi, hal tersebut sebenarnya juga sudah tersirat tertulis di “How Search algorithms work”. Yang mana versi lengkapnya, bisa dibaca di Guidelines Google terkait link schemes.

Kalau males baca, saya akan persingkat di bawah ini (tapi tetap saya sarankan untuk baca langsung).

  • Pembelian atau penjualan tautan yang lolos dari PageRank. Termasuk menukarkan uang dengan tautan, atau pos yang berisi tautan; menukarkan barang atau layanan untuk tautan; atau mengirim produk “gratis” kepada seseorang sebagai ganti tulisan mereka tentang produk tersebut yang menyertakan tautan
  • Pertukaran tautan yang berlebihan (“Tautkan ke situs saya lalu saya akan menautkan ke situs Anda”) atau membuat laman eksklusif untuk mitra demi tautan silang
  • Pemasaran artikel berskala besar atau entri blog tamu berisi kampanye dengan teks tautan kaya kata kunci
  • Menggunakan program atau layanan otomatis untuk membuat link ke situs Anda
  • Mewajibkan link sebagai bagian dari Persyaratan Layanan, kontrak, atau pengaturan serupa tanpa memberikan pilihan kepada pemilik konten pihak ketiga untuk menggunakan nofollow atau metode pemblokiran PageRank lainnya, jika mereka menginginkannya.
  • Iklan teks yang lolos PageRank
  • Konten pariwara atau iklan artikel yang mana diterima pembayaran untuk artikel yang menyertakan tautan yang lolos PageRank
  • Tautan dengan teks tautan yang dioptimalkan dalam artikel atau rilis pers yang didistribusikan di situs lain.
  • Tautan situs bookmark atau direktori berkualitas rendah
  • Tautan kaya kata kunci, tersembunyi, atau berkualitas rendah yang tersemat dalam widget yang didistribusikan di berbagai situs.
  • Tautan yang secara luas didistribusikan dalam catatan kaki atau kerangka berbagai situs
  • Komentar forum dengan tautan yang dioptimalkan dalam pos atau tanda tangan.

Kalau pusing bacanya, simple-nya begini: Link yang di inginkan Google pada dasarnya adalah link yang secara natural kita dapat dari website lain. Bukan dibeli dan dibuat.

4. Berarti PBN Aslinya Gak Boleh?

Sayangnya dengan berat hati saya akan bilang “ASLINYA” gak boleh. PBN pada dasarnya adalah tindakan “manipulatif”. Intinya, backlink yang di dapatkan dari hasil “membuat” dan “membeli”, memiliki risiko di kemudian hari.

Ada banyak pembahasan terkait risiko penggunaan backlink PBN, salah satunya bisa dibaca di blog Neil Patel yang berjudul “Private Blog Networks: A Penalty Waiting to Happen or Your Next Best SEO Hack?“.

Lantas, apakah saya tidak menggunakan PBN?

Tergantung project-nya dan kondisinya. Pun kalau saya terpaksa menggunakan PBN, saya akan set-up sedemikian rupa agar “nggak parah-parah banget”.

Untuk strategi PBN yang biasa saya gunakan, garis besarnya ada di artikel “Cara mengelola PBN“. Strategi tersebut saya buat agar meminimalisir backlink hasil buatan kita mudah terdeteksi oleh Google.

5. Apa Backlink Guest Post Boleh?

Sama seperti dengan PBN, Guest Post juga pada dasarnya tidak diperbolehkan.

Matt Cutts (mantan Head of Spam Google), pada tahun 2014 memberitahu melalui blognya, “If you’re using guest blogging as a way to gain links in 2014, you should probably stop”. Untuk lebih lengkapnya, bisa dibaca di blognya Matt Cutts.

Yang terbaru, John Mueller selaku Search Advocate-nya Google, secara gamblang menjawab pertanyaan seseorang melalui Twitternya perihal Guest Blog.

john mu

Secara garis besar, John Mueller menyebutkan bahwa sebaiknya link dari guest-post gak boleh passing signals (dofollow) dan harus menggunakan rel nofollow atau sponsored.

Seperti yang sudah saya uraikan diatas, backlink yang sah di mata Google adalah backlink yang didapatkan dari website lain secara cuma-cuma. Tentu ada banyak sekali strategi yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan backlink dari situs lain.

Yang pertama: Branding.

Ya branding itu punya peranan penting dalam hal SEO. Misalnya mastahseo, ini Alhamudillah sering direferensikan oleh situs lain sebagai salah satu situs belajar SEO, dan tentunya dapat backlink gratis.

Yang kedua: High Valuable Content

High valuable content adalah sebuah konten yang susah banget ditiru orang lain. Di SEO, saya sendiri mengagumi tulisan-tulisan dari Backlinko, karena memang konten-konten dari Backlinko memiliki kualitas konten yang bukan kaleng-kaleng.

Maka saya nggak heran kalau banyak praktisi SEO lain yang ngasih backlink ke Backlinko.

Yang ketiga: Added Value Content

Sebagai contoh misal infografis. Kita bisa membuat sebuah infografis yang bisa di embed oleh website atau blog lain.

Selain infografis, bisa juga misalnya whitepaper. Dan tentu ada banyak hal lainnya yang jika kita mau menggali, pasti nanti ketemu.

7. Dofollow vs Nofollow

Banyak pertanyaan seputar ini.

“Nofollow itu ngaruh ke ranking gak sih?”

Kalau bahasanya Google, dofollow itu passing signal. Sementara nofollow, sponsored dan ugc adalah link yang not passing signal.

Jadi secara langsung, nofollow tidak akan berdampak langsung ke ranking. Tapi bukan berarti link nofollow tidak berguna untuk SEO, karena secara indirect, link nofollow bisa untuk keperluan branding dan menaikkan engagement.

Kalau gambaran saya ke temen-temen internal, biasanya gini: Dofollow, asal nancep bakal ngefek ke rank (entah naik maupun turun). Sementara nofollow, gak akan dianggap sama Google kalau sekadar nancep aja. Harus ada sinyal lain (yang mendukung) agar bisa ngefek ke ranking, salah satunya adalah dari engagement.

Engagement yang dimaksud adalah user beneran klik link (nofollow) tersebut dan mengunjungi situs target, sehingga nantinya Google akan menerima sinyal lain.

8. Anchor Text

Banyak perdebatan soal anchor text ini, “generic, naked url atau sesuai target keyword?”.

Ada beberapa poin yang bisa kita gali sebenarnya.

Yang pertama: Lighthouse Report dan Web.Dev.

Jika mengacu tools buatan Google tersebut, maka ada beberapa jenis anchor text yang tidak disarankan oleh Google. Google menyebutkan sebaiknya link memiliki deskriptif text yang jelas.

Anchor text yang bakal mengurangi skor SEO (versi Lighthouse Report) antara lain:

  • click here
  • click this
  • go
  • here
  • this
  • start
  • right here
  • more
  • learn more

Yang kedua: Pernyataan John Mueller

John Mueller selaku orang dalam Google menyebutkan bahwa Anchor Text yang panjang akan lebih membantu Google menerima informasi yang lebih (dari link tersebut).

“Sometimes if you have a longer anchor text that gives us a little bit more information. Sometimes it’s kind of like just a collection of different keywords.”

Untuk lebih lengkapnya, bisa dibaca di SearchEngineJournal.com.

Nah, dari 2 point of view diatas, kita bisa mengambil benang merahnya:

  • Link sebaiknya menggunakan anchor text sesuai target keyword, bukan generic text semacam “klik disini”.
  • Link sebaiknya menggunakan anchor text dengan keyword yang panjang (misalnya keyword turunan) agar Google menerima sinyal informasi yang lebih banyak.

9. Kesimpulan

Secara garis besar, jika kita di posisi yang ingin membangun website untuk jangka panjang, sebaiknya hindarin strategi backlink yang bersifat “manipulatif”. Jika memang terpaksa harus menggunakan sumber seperti PBN atau guest blog, alangkah baiknya kita membangun strategi yang sebaik mungkin.

Sekian…jika ada yang ingin ditanyakan, bisa sampaikan melalui kolom komentar.

2 komentar pada “Backlink”

Tinggalkan komentar