Google Brain

Ada sebuah topik menarik yang sangat-sangat ingin saya bahas sejak beberapa hari yang lalu, hal ini berkaitan dengan salah satu status temen saya yang mengaitkan salah satu artikel Brian Dean dengan artikel SEO Growth Hacks. Namun berhubung saya masih ada beberapa kesibukan, saya memutuskan untuk menunda menulis artikel tentang Google Brain ini.

Sejujurnya, topik berat seperti ini sangat sukar untuk saya tulis, alasannya sederhana “harus ada sebuah contoh untuk menggambarkannya”. Dan tidak mungkin saya memberikan contoh dari website-website yang saya kelola, jelas dong saya ada rahasia dapur yang musti saya jaga.

Berbicara mengenai Google Brain, menurut saya algoritma ini akan sangat menguntungkan pemain-pemain -semi white- White. Dan kabar buruknya mungkin akan berpengaruh besar ke situs-situs yang “spamming” menggunakan nama kota (tolong ini jangan dikaitkan dengan plugin apapun di komentar ya).

Sebenernya apa sih yang membuat menarik algoritma ini? Saya akan kasih beberapa contoh saja, selebihnya silahkan di analisa sendiri 😀

Jika kita flashback ke belakang, dulu untuk merangkingkan beberapa keyword terkait, maka kita butuh effort yang rumayan melelahkan. Misalnya ketika kita ingin membidik 2 keyword yang sejenis (contoh: Manfaat Bawang Putih dan Khasiat Bawang Putih), maka kita perlu membuat judul : “Manfaat dan Khasiat Bawang Putih”. Secara bahasa Indonesia yang baik dan benar, jelas judul ini SALAH, tapi karena kebutuhan kita untuk SEO, ya mau bagaimana lagi.

Nah itu menariknya Google Brain, kalian bisa ketik sendiri keyword “manfaat bawang putih” dan “khasiat bawang putih” untuk melihat hasilnya.

Screenshot at Jan 17 17 46 13

Kasus contoh selanjutnya adalah keyword “cara mengobati sakit gigi”.

Screenshot at Jan 17 17 51 12

Mari fokuskan pandangan kita pada website di ranking ke-2, tidak ada kata-kata “cara mengobati sakit gigi” di judul, yang ada hanya obat sakit gigi, dan inilah ajaibnya Google Brain.

Ya hal-hal diatas adalah sekadar beberapa contoh untuk menggambarkan Google Brain. Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara melakukan optimasi agar kita bisa memaksimalkan algoritma ini dengan sebaik mungkin.

1. Relevansi Konten

Buatlah konten yang serelevan mungkin dengan keyword-keyword yang dibidik. Misalnya kita membidik “obat sakit gigi” dan “cara mengobati sakit gigi” di 1 artikel, maka buatlah pembahasan keduanya secara baik.

2. Gunakan LSI keyword pada artikel

Mari kita kembali ke screenshoot “manfaat bawang putih”, dan lihat pada bagian deskripsi. Jika kita dulu selalu terpaku dengan exact keyword, sekarang Google lebih canggih. Bagi yang belum paham, coba kita lihat deskripsi pada bagian yang di bold, kata-kata bawang putih terpisah dengan kata manfaat atau khasiat.

Jadi sekarang kita nggak perlu nebar LSI yang exact keyword dan membuat artikel menjadi nggak enak dibaca.

3. Anchor Text

Anchor text itu punya pengaruh luar biasa dalam SEO. Dan di era Google Brain sekarang, kita bisa memanfaatkan variasi anchor text agar kita bisa merangkinkan “related keyword” dengan gampang. Misalnya untuk keyword “manfaat bawang putih” dan “khasiat bawang putih”, gunakan keduanya sebagai variasi.

Variasi anchor text ini nggak hanya berlaku pada inbound link, namun juga dapat dilakukan pada internal link antar artikel.

Di video live streaming saya kemarin, saya bercerita bahwa salah satu team saya, Kholis lagi punya tugas merubah anchor text, dan inilah tujuan utama dari tugas tersebut.

Sekian dari saya, kalau bermanfaat silahkan di share. Jangan lupa likes Fanspage MastahSEO, kita juga lagi kembaingin channel Youtube MastahSEO, InsyaAllah segera dihadirkan tutorial dan pembahasan SEO melalui channel tersebut, jadi silahkan subscribe mulai sekarang.

14 komentar pada “Google Brain”

  1. Berarti untuk merangking kedua kata manfaat bawang putih dan khasiat bawang putih setidaknya di dalam artikel ada tertulis manfaat dan khasiat ya mas 😀

    Ini kebetulan saya mau testing pada artikel manfaat jahe. Ketika ketik khasiat jahe blog saya gak ada di halaman 1-3. Beberapa kata manfaat saya ganti menjadi khasiat, semoga nanti bisa muncul di pejwan juga.

    Terima kasih wejangannya tentang Google Brain ^_^

    Balas
  2. “Variasi anchor text ini nggak hanya berlaku pada inbound link, namun juga dapat dilakukan pada internal link antar artikel.”

    Maksudnya bagaimana ya mas untuk yang ini?. Inbound link sama internal link bagaimana perbedaannya?

    Balas
    • apakah artikel ini relevan dengan “manfaat bawang putih” dan “khasiat bawang putih?”, poin pertama sudah dituliskan mengenai relevansi konten

      Balas
  3. mantab terima kasih mas ilmunya. Saya rasa sekarang ini bisa saja satu, dua, atau tiga keyword yang kita gunakan dii di mesin pencarian, maka hasilnya bisa saja muncul ketiga tiganya, atau bisa satu atau dua saja yang muncul. Satu tambahan yang utama kasih link webs yg memiliki otoritas bagus. Dan selanjutnya tinggal mempelajari website lawan kita.

    Balas
  4. Saya suka sekali dengan situs ini sejak ga sengaja nemu artikel “8K Perhari dalam 1 bulan” .. Pembahasannya lengkap dan menarik.. Jauh lebih menarik sama situs-situs master lain yang udah ketinggalan jaman dan terkesan monoton..

    Malah gara-gara artikel “8K perhari” diatas saya jadi kepincut bikin banyak blog baru (Padahal realitanya susah) 😀

    Cuma tolong di update lagi dengan berkala ya gan.. Udah ubek-ubek situs ini masih belum puas rasanya.

    Maaf komen ga relevan dengan konten

    Balas
  5. Saya baru kenal dengan salah satu algoritma, Google Hilltop. Saya cuma tau inti dari algoritma ini karena hanya baca sekilas di SEJ (bahasa ?).

    Saya ingin bersahabat, tapi tidak sedikit Tips SEO menyarankan agar tidak terlalu dekat dengan Hilltop, gimana nih mas??

    Semoga Mas Airul mau menyempatkan waktu untuk membahasnya, terimakasih sebelumnya.. ?

    Balas
    • Hilltop ini algoritma yang udah lama banget dan secara teori sebenernya hal umum yang biasa dilakukan (bahkan hingga hari ini), yakni backlink pakai edu, direktori, backlink relevant dan sebagainya.

      Jadi menurut saya pribadi tidak ada yang istimewa banget dari algoritma ini, karena secara teknis masih umum sekali dipakai sampai hari ini (terutama di Indonesia).

      Anggaplah backlink PBN, ini bisa juga digunakan untuk algoritma hilltop ini, caranya bikin artikel yang relevan di PBN.

      Atau sumber backlink lain seperti direktori, masih banyak jg yang menggunakan hingga hari ini. Edu juga banyak banget yang masih pakai.

      Pada intinya, kuncinya terletak pada cara main kita dan sumber backlink kita.

      Jadi menurut saya, ada atau tidak adanya algoritma ini, secara tidak langsung tidak berpengaruh banyak kok.

      Balas

Tinggalkan Balasan ke Mustakim Batalkan balasan