Ketika berbicara mengenai SEO, banyak pihak yang seringkali lupa peran penting internal link dalam SEO. Yes, banyak sekali yang biasanya menggunakan terlalu banyak backlink, bahkan di arahkan ke semua artikel. Apa itu salah? Saya tidak menyalahkan, tapi mungkin hal semacam itu akan sangat menguras waktu dan tenaga.
Dalam SEO, saya sudah membuat blueprint SEO yang digunakan oleh team-team saya. Orang yang paling getol makai teknik ini adalah Rizam, dan sekarang gantian Pramudya Ksatria A.K.A Satruk yang sedang mencoba peruntungan.
Sejujurnya, di chat diatas saya sudah bilang “jangan bocorin kemana-mana”, tapi bukan berarti saya nggak mau share. Hanya saja butuh waktu yang tepat.
Kita bisa sama-sama membaca bahwa disini Satruk bingung dengan blog baru rizam yang backlink cuma segelintir, tapi semua artikel page-one. Ada beberapa hal yang dia lakukan, pertama jelas SEO Growth Hacks, kemudian keyword Mapping dan yang ketiga adalah internal link yang baik.
Disini saya berusaha menjelaskan dengan kata sesederhana mungkin, semoga bisa dipahami dengan mudah, karena menjelaskan secara tulisan adalah hal yang sedikit lebih rumit.
Anggaplah kita sudah memiliki 1 artikel yang halaman 1 google dengan keyword “cara menghilangkan jerawat”, artikel ini biasanya akan saya backlink untuk bisa page one. Kemudian setelah page-one, kita membuat artikel “cara menghilangkan bekas jerawat”, untuk artikel ini kita tidak lagi perlu melakukan backlink sebenarnya, cukup dengan internal link dari artikel “cara menghilangkan jerawat” yang telah kita buat sebelumnya. Dan ini bisa terus berlanjut ke artikel lainnya.
Dengan cara ini ada banyak keuntungan yang bisa kita dapat, yakni kita tidak mengeluarkan banyak tenaga untuk melakukan SEO, terutama dalam hal backlink. Namun sebenarnya ada trik-trik tersendiri agar semua artikel di blog kita page one dengan cara ini. Yakni dengan cara membuat setiap internal link pada artikel dibuat mengalir dan baik. Artinya disini peran keyword mapping yang saya sebutkan diatas sangat punya peran kuat.
Contoh kasusnya seperti yang sudah saya jelaskan diatas, dari artikel “cara menghilangkan jerawat”, kita internal link ke “cara menghilangkan bekas jerawat”. Jadi pembuatan artikel harus berurutan dari A-Z, jangan sampai dari “cara menghilangkan jerawat” kita lompat ke “cara mengobati sakit gigi”.
Garis kesimpulannya, internal link yang baik (menurut saya) adalah internal link yang tidak hanya ditujukan untuk SEO, namun juga memicu klik dari para pembaca.
Sekian, semoga mudah untuk dicerna dan dipahami.
Ms Airul, mau tanya.
Berarti jangan dulu dikasih internal linking ya sebelum salah satu dari artikel blog kita merangking?
Berapa maksimal internal linking pada artikel yang telah merangking tsb?
Terima kasih.
Menurut sudut pandang saya, tidak ada minimum selama kita tahu cara makainya.
Setelah mengikuti tehnik dari mas ganteng yang satu ini.. 🙂 website saya terus merangkank naik secara natural terimakasih ya mas airul.. padahal sya menggunakan Growth Hacks dan keyword Mapping saja tapi sadah kelihatan efeknya :*
Proses untuk mendapatkan posisi serp bagus, lebih cepet pakai internal link atau inbound link mas?
Pantesan beberapa artikel baru saya cepat page 1 Mas, padahal nggak saya kasih backlink apa-apa. Tapi memang artikel baru itu berkaitan dengan artikel yang lama, jadi saya kasih internal link dari artikel lama itu.
Berarti internal link berpengaruh sekali dalam seo on page ya mas?
thanks info nya mas…
catatan:
– Fokus keyword target (1 saja)
– Setelah pageone, alirkan internal linking sehingga yang lain ikut merangking
tanya mas, dari artikel “cara menghilangkan jerawat”, kita internal link ke “cara menghilangkan bekas jerawat”.
ini maksudnya linknya “cara menghilangkan jerawat” di taruh di dalam artikel “cara menghilangkan bekas jerawat” ya mas?
iya betul
Halo mas, sarannya bagus dan masuk akal. Jika link dimasukan ke artikel yg pageone, maka artikel selanjutnya kmngkinan besar akan dibaca karena ada di artikel page one. Thanks
Halo mas Airul,
Kalau related post itu temasuk internal link yang berkualitas ngga mas? Sedangkan internal link saya gunakan itu berupa script ataupun plugin yang secara otomatis merekomendasikan artikel yang mirip-mirip.. Tapi ngga terlalu saling berkaitan..
Ijin bagi pengalaman hu.
Saya udah ngetes 2 skenario mengenai internal link seperti ini. Intinya linknya ga ada di dalam artikel, bisa di sidebar atau footer artikel. Bisa juga ada di dalem artikel tapi ga nyambung secara langsung dengan kalimat misal seperti Baca juga: Bla Bla Bla.
1. Internal link ga ada hubungannya dengan artikel
2. Internal link ada hubungannya dengan artikel
Setelah saya tes ternyata efeknya bagus semua. SERP naik, untuk skenario 2 naiknya lebih tinggi.
seneng banget sama penjelasannya mas airul, singkat padat dan seger.
sukses terus mas airul
wah jadi nambah ilmu baru nih, masih tahap belajar hehe langsung praktek dan nongkrong disini dulu buat belajar seo nih.. mantap mantap
Wah berarti internal link kedepannya perlu diperbaiki nih. Soalnya kadang asal bikin internal link aja..