Bicara kualitas, mungkin hal ini sedikit bersifat subjektif. Mengapa? Setiap orang memiliki pandangan dan penilaian tersendiri jika terkait dengan kualitas.
Pun juga sebuah konten, masing-masing orang memiliki sudut pandang yang beragam apabila menilai sebuah konten. Dari segi relevansi, komprehensifitas, dan hal-hal lainnya.
Namun, bagaimana sebuah Search Engine memandang sebuah konten?
Search Engine, Google sebagai salah satunya, beritikad menyajikan sebuah konten sesuai dengan intensi user. Tentu bukan sembarang konten yang akan disajikan, melainkan konten-konten berkualitas yang telah melalui berbagai “seleksi alam” algoritma.
Nah, salah satu parameter yang digunakan Google adalah E-A-T yang mana digunakan untuk menentukan konten-konten yang berkualitas, sesuai dan terpercaya.
E-A-T (Expertise, Authoritativeness and Trustworthiness) ini bisa diketahui Google berdasarkan siapa content creator dan website mana yang menyajikan. Seperti halnya Alodokter maupun Halodoc, kedua website ini memiliki konten-konten perihal kesehatan yang muncul di top-visibility SERP.
Mengapa demikian? Secara praktis dikarenakan kedua website ini memiliki identitas yang kuat sebagai website kesehatan di mata Google. Inilah salah satu contoh mengenai E-A-T. Dengan demikian, kedua website ini banyak memenangkan persaingan keyword di bidang kesehatan.
Lantas, bagaimana membangun identitas dan E-A-T di mata Search Engine, khususnya Google? Salah satu hal yang bisa kita manfaatkan adalah Schema Markup.
Dengan Schema ini, kita bisa memberikan berbagai signal pada Search Engine agar lebih mengenal berbagai hal profil website berikut juga dengan creator-nya.
Tingkatkan “Kualitas” Konten dengan Schema Markup
Schema Markup (Schema.org) bisa kita manfaatkan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan “kualitas” website pun juga konten.

Seperti yang bisa kalian lihat pada gambar di atas, Google mengenali saya sebagai seorang SEO Professional. Praktisnya, hal tersebut terjadi karena Google mengenali berbagai entitas data saya dari berbagai sumber, yang kemudian menyimpulkannya dalam bentuk Knowledge Graph.
Tentunya hal ini akan sangat erat kaitannya dengan E-A-T. Mengapa? Pasalnya, kita bisa memberitahu identitas dan profil kita di mata Google melalui Knowledge Graph berikut berbagai entitas data yang telah kita ciptakan.
Nah, dengan bantuan Schema Markup, kita bisa mempermudah Google untuk mengenali “profil” yang kita bangun melalui berbagai entitas data. Dimana dengan Schema ini, kita bisa menghubungkan berbagai entitas data yang tersebar menjadi data yang saling terhubung dan berarti.

Di atas hanya satu contoh dari sekian banyaknya jenis Schema yang bisa kita gunakan untuk optimasi sebuah halaman website dan tentunya konten dari sebuah website.
Nah, dengan mengimplementasikan Schema di atas (Person), pada akhirnya Google akan mengerti dari profil si “Ade Rizki Yulianto” ini melalui entitas data yang saling berhubungan.
Selain Schema Person, ada berbagai jenis/tipe Schema yang bisa kita pakai untuk melakukan berbagai optimasi konten maupun website. Diantaranya:
1. Organization
Jenis Schema ini biasa digunakan untuk profil perusahaan, termasuk logo, kontak, alamat, dan sosial media profil.
2. Person
Mengenai jenis Schema ini telah diulas sedikit di atas. Ya, Schema ini digunakan untuk memberi detail dan informasi seseorang, seperti nama, pendidikan, pekerjaan, dan hal lainnya.
3. Local Business
Jenis Schema ini biasa digunakan untuk sebuah bisnis lokal yang menargetkan lokasi tertentu. Dengan menggunakan Schema ini akan mempermudah user untuk menemukan dan mengetahui sebuah bisnis di daerahnya. Seperti keyword “penjual martabak terdekat, salon terdekat” dan contoh lainnya.
4. Product and Offers

Jenis Schema ini biasa digunakan untuk mengidentifikasi sebuah produk, mulai dari harga, komposisi, stok, dan yang lainnya.
5. Breadcrumbs
Schema ini digunakan untuk mencantumkan alur URL dari sebuah website. Dengan begitu, akan mempermudah user untuk mengetahui dimana lokasi halaman yang mereka akses.
6. Article
Jenis Schema ini banyak dijumpai di berbagai website. Pasalnya, jenis Schema ini umum digunakan untuk sebuah artikel blog dan juga artikel berita.
7. Video
Jika dalam sebuah halaman website terdapat sebuah video yang kita unggah, kita bisa menggunakan Video Schema Markup untuk mengoptimasi halaman tersebut.
Dengan demikian, hasil pencarian yang akan tampil di SERP akan lebih menarik dengan preview video. Sehingga bisa berpotensi untuk meningkatkan rasio klik terhadap halaman tersebut.
8. Event

Schema ini biasa digunakan untuk mengidentifikasi sebuah agenda, seperti webinar, konser, festival. Dengan begitu, user akan lebih mengenali lokasi dan waktu pelaksanaan dari acara tersebut.
9. Recipe

Sedangkan Recipe Schema Markup biasa digunakan untuk mengidentifikasi sebuah konten resep masakan dalam sebuah halaman website.
10. FAQ Page
Sedangkan FAQ Page Schema biasa digunakan untuk mengidentifikasi sebuah pertanyaan dan jawaban dalam sebuah halaman website.

Meskipun Google telah memiliki fitur People Also Ask yang akan memudahkan user untuk mendapatkan jawaban yang mereka cari, kita juga bisa mengoptimasi sebuah halaman yang mengandung keyword pertanyaan dengan FAQ Page ini.
“Efek” dari Schema Markup
Sepuluh jenis Schema tersebut sering digunakan dan umum dijumpai di Search Engine. Dengan memanfaatkan si Schema ini, kita bisa membuat unique value dan added value dari konten ataupun halaman website yang kita buat.
Secara praktis, efek dari menggunakan Schema Markup dalam sebuah konten bisa mengoptimalkan relevansi sebuah konten atau halaman website agar sesuai dengan itensi user.
Mengapa? Pasalnya, dengan bantuan Schmea Markup kita bisa memberikan signal kepada Search Engine untuk lebih mengenal dan mengetahui “tentang” sebuah konten atau halaman website.
Selain itu, di atas juga telah disinggung sedikit mengenai dampak dari Schema terhadap E-A-T. Dengan Schema Markup, kita bisa membangun profil creator dan website sesuai dengan profil dan keahlian yang kita miliki.
Apabila profil kita dianggap capable dalam suatu bidang di mata Google, misalkan kesehatan, tentu membuat konten perihal kesehatan, bukanlah sebuah tantangan yang perlu dianggap sulit.
Bagaimana Mengimplementasikan Schema Markup?
Schema Markup yang umum digunakan dan sangat populer di mata Search Engine biasanya berupa tiga format, diantaranya:
- JSON
- Microdata
- RDFa
Jika kalian masih terlalu asing dengan ketiga format di atas, sebagai seorang Praktisi SEO, kita bisa meminta bantuan kepada seseorang yang lebih ahli, sebut saja Website Developer.
Yang terpenting, kita tahu dan paham mengenai konsep dari penggunaan Schema Markup pada sebuah halaman website yang ingin kita optimasi.
Namun, jika diantara kalian yang ingin “berkenalan” lebih dekat bagaimana membuat sebuah Schema Markup, kita bisa menggunakan Schema Markup Generator yang telah disediakan oleh pihak ketiga.
Bahkan Google pun juga telah mengembangkan sebuah Schema Generator yang bisa dengan mudah kita manfaatkan. Fasilitas dari Google ini dikenal dengan nama Structured Data Markup Helper.
Pada intinya, untuk meningkatkan kualitas konten di mata Search Engine, kita bisa menggunakan Schema Markup dalam sebuah halaman website. Dengan Schema, kita bisa membangun E-A-T, dengan E-A-T maka konten yang kita produce akan memiliki nilai lebih di mata Search Engine.