SEO Fundamental

Salah satu kelemahan terbesar para pemula adalah tidak memahami SEO Fundamental. Padahal mengetahui hal-hal mendasar dalam SEO akan membuat kita tahu keputusan apa yang harus kita ambil, baik ketika pertama kali mengerjakan sebuah project atau ketika proses audit berlangsung.

“Mas, ciri-ciri kita belum paham SEO Fundamental itu gimana sih?”

Simple-nya gini, kalau kalian sering dilanda pertanyaan seperti misalnya:

  • Kira-kira backlink profile itu masih works apa enggak ya?
  • Anchor text itu baiknya takarannya berapa % ya?
  • Baiknya pakai breadcrumb gak ya?
  • Baiknya artikel panjangnya berapa kata ya?

Kalau pertanyaan semacam diatas masih sering nongol di kepala kalian, saya saranin balik lagi belajar hal-hal fundamental atau dasar dulu.

On-page SEO Fundamental

Berbicara mengenai on-page, sebenernya hal ini adalah hal paling gampang di dunia SEO. Fundamental-nya JELAS, bahkan kalau kita berbuat salah, masih diingetin lewat search console.

Mari kita pahami konsep dasarnya dulu…

SEO on-page itu semua hal yang ada kaitannya sama user. Mulai dari judul, deskripsi, isi konten, navigasi website, dsb. Intinya semuanya buat user. Algoritma yang menangani soal ini juga selalu mengutamakan kenyamanan user.

Sebut saja misal Y-M-Y-L. Google bikin ini biar beberapa niche, misal kesehatan ya cuma ditulis sama yang ahli dibidangnya. Biar user bener-bener mendapatkan informasi yang valid.

Trus saya ambil contoh kasus sederhana lagi soal “panjang konten”, balikin ke kita sendiri aja.

Kita sebagai pembaca, kira-kira butuh konten sepanjang apa? To the point? Berbelit-belit? atau yang gimana?

Atau misalnya penulisan judul dan meta dekripsi yang baik dan bener, kita bisa look up ke diri kita sendiri, kira-kira kita kalau diposisi pencari informasi, lebih suka ngelihat judul dan deskripsi yang model gimana?

Anggaplah misal pada niru tanda “centang”, cari fundamentalnya, bukan asal niru centangnya. Kalau kalian cuma niru centangnya, dan 10 web yang udah ada di page one itu juga pakai centang semua, bingung sendiri kalian.

Beda cerita kalau paham fundamentalnya, “oh maksudnya itu buat naikin CTR. 10 web di page one udah pada makai centang nih, aku coba ganti pakai rating bintang lima aja kali ya, kali aja lebih tinggi CTR-nya”.

Tapi masih ada masalah fundamental lagi, kalau kalian di posisi pencari informasi, ngelihat artikel dengan rating bintang palsu di serp, kira-kira gimana?

Poinnya disitu…

Semua hal terkait onpage, pada akhirnya kita bisa diskusikan dengan diri kita sendiri.

Off-page SEO Fundamental

Ini bagian yang agak ribet.

  • Off-page ini kenapa ribet? Karena pada dasarnya bikin atau beli backlink itu gak boleh sama Google.
  • Karena ada 2 faktor yang sebaiknya terpenuhi. Faktor pertama secara kualitas SEO, dalam hal ini ya urusannya sama bot. Faktor kedua adalah interaksi user dengan link yang ada, ini urusannya sama manusia.

Saya bahas poin pertama dulu ya, bikin atau beli backlink itu gak boleh.

Nah karena gak boleh nih, yang kita lakukan umumnya akan selalu mencari cara biar gak ketahuan sama Google. Misalnya anchor text variasi gini-gitu, bikin PBN who.is musti di protect, external link musti dibatasi dan sejenisnya.

Sekarang kita balik ke konsep backlink yang sebenernya di mau Google. Google itu pinginnya, sebuah website itu direkomendasiin sama website lain, entah itu karena artikelnya sebagian dikutip sebagai referensi atau karena lain hal.

Saya ambil contoh: https://ngetik.id/belajar-seo-untuk-pemula/

Di artikel diatas, setidaknya ada 12 external link menuju berbagai macam website, dan salah satunya mastahseo.com. Lantas apa bisa sumber backlink tersebut disebut “Sampah”? Jawabannya jelas enggak, justru sangat powerfull. Dan bahkan saya rasa gak ada satupun pemilik blog yang protes dan minta link-nya dihapus.

Contoh selanjutnya terkait anchor text. Kalau kondisinya seperti diatas, kira-kira bisa gak kita request anchor text? Bisa sih sebenernya, orang saya kenal sama pemilik blognya, cuma ya kaya kurang kerjaan aja. Anggep aja gak bisa lah ya, biar bisa lanjut.

Di kondisi yang kita gak bisa request anchor text dan misalnya ada 1000 blog yang bikin tulisan semacam itu dan kebetulan anchor text-nya sama, kira-kira bakal dianggep backlink sampah gak?

“Berarti aman-aman aja ya mas kalau misal backlink gak pakai variasi anchor text dan external link bejibun?”

Lha ini makanya saya sebut fundamental!

Kalau kita backlink bikin, anggeplah kita pakai PBN, ya kalau mau main aman dengan anchor text tanpa variasi, external link bejibun, dan sebagainya, berarti poin-nya adalah gimana kita dalam mengelola PBN tersebut biar bener-bener natural layaknya blog real.

Paham gak?

“paham mas”

Oke pinter. Kita lanjut ke poin kedua ya.

Diatas, saya sebutin bahwa ada 2 faktor terkait backlink. Kalau soal naikin rank secara langsung, gak usahlah saya jelasin, udah pasti paham.

Nah selain itu, ada istilah yang sering saya sebut sebagai indirect. Kondisi indirect adalah kondisi dimana backlink kita gak cuma bagus buat bot Google doang, tapi juga bermanfaat buat user. Beneran di klik, beneran dikunjungi, lebih keren lagi kalau sampai ada interaksi.

“Misalnya gimana mas?”

Saya gak ambil contoh soal backlink deh, contohnya dari social signal. Mayoritas keyword blog ini page one, bukan karena saya backlink (males amat bikin backlink, duit dari sini gak ada). Cuma saya selalu share di Facebook dan mayoritas artikel saya soal SEO, pasti di like, comment dan share orang-orang.

Tapi gak cuma itu, orang yang ngelike dan sebagainya juga ngunjungin, ngebaca artikelnya. Dari situ, Google nerima informasi bahwa ini artikel keren nih, gue naikin lah. Gitulah kasarannya.

“Jadi social signal hasil beli gitu gak ngaruh ya mas?”

Saya gak bisa bilang gak ngaruh 100%, tapi kalaupun ngaruh, jelas dampaknya tidak akan lebih baik daripada yang real. Fundamentalnya disitu.

Kondisi seperti ini juga berlaku buat backlink, backlink yang asal nancep emang berpengaruh secara SEO, tapi jelas power-nya akan lebih bagus kalau ada interaksi terhadap link tersebut.

Gitu aja sih, semoga bisa dipahami…

Intinya saran saya, dalam belajar apapun, selalu pegang akarnya, jangan rantingnya apalagi daunnya.

Sekian dari saya, kalau ada yang ditanyain, diskusi di komentar aja yak. Komentar disini aja, bukan di Facebook atau Telegram.

17 komentar pada “SEO Fundamental”

  1. saya jadi memilki pandangan gini mas,

    begitu ada banyak interaksi di artikel kita (komentar dan share), karena banyak yang share misal ke wa telegram facebook dan sosial media yang lain, jadi bikin social signal bagus.

    google akan beranggapan “wah, artikel keren nih, harus di naikin”

    karena yang mencrawl situs kita robot google, pasti juga akan menentukan “di keyword apa nih artikel”

    kesimpulannya, interaksi dalam artikel bagus(banyak komentar), social signal bagus + keyword dalam artikel yang tertarget = membantu mempermudah page one.

    benar begitu mas?

    Balas
  2. Pembahasan yang menarik. Sedikit berbagi pengalaman mengenai kasus yg saya alami di dunia per SEO an.

    “Dulu saya lihat banyak blog di SERP yg pakai rating bintang. Entah itu asli darj user yg berikan rating atau dibuat sendiri oleh pemilik blog. Nah saat itu juga saya coba membuat juga seperti itu menggunakan plugin. Setelah beberapa bulan berjalan, tidak ada masalah. Ketika google update september kemarin, rating bintang yg saya buat tidak muncul di SERP. Saya melihat blog blog lain rating bintang jg hilang. Saya pikir itu hasil manipulasi rating bintang dan google memberikan update algoritmanya untuk menebas rating bintang palsu. Sejak saat itu saya lepas plugin rating dan mulai menulis lagi tanpa memikirkan rating bintang.”

    Betul kata mas, belajar itu harus akarnya yg dipegang bukaj batangnya. Thanks.

    Balas
  3. Ada temen pernah bilang, ngebacklink itu yg serius. Web BL malah harusnya ranking biar ada traffic k artikel BLnya. Ternyata yang temen sy sampaekeun tsb sejalan ama share hu Airul, alias fundamental. Intinya inti. Core of the core.

    Balas
  4. Dulu saya mengira optimasi SEO itu hanya bisa dilakukan oleh para mastah internet marketing. Tapi sekarang saya baru paham ternyata optimasin SEO juga bisa dilakukan oleh para newbie. Menurut saya SEO memang sudah satu paket dengan aktifitas ngeblog. Jadi kalau ada blogger yang tidak melakukan optimasi SEO artinya dia masih setengah hati dalam blogging.

    Pembahasan SEO Fundamental di atas sangat informatif bagi para blogger. Makasih mastah.

    Balas
  5. Kebanyakan memang pada ngakalin google. Sekalinya update algo pada berantakan (saya banget) haha. Memang terlebih dahulu ketahui fundamentalnya. Sangat mencerahkan artikelnya mas ^_^

    Balas
  6. Mas tolong pencerahannya,, rekomendasi panjang artikel sebainya berapa kata?

    Rumornya google senang artikle panjang lebih dari 1000 kata yang akan unggul sebagai konten pilar. Artikel saya yang baru2 dan panjang memang bisa menggungguli kompetitor. Tapi saya setuju dng mas Airul, seberapa besar sih memang minat baca orang Indonesia.

    Logikanya 1000 kata dengan kecepata rata2 membaca orang indonesia yg 200kata/menit,, maka takes avrg 4-5menit harusnya untuk time visit. Berarti reader lebih ke cara membaca skip-skip-skip dan langsung ke point yang dicari.

    Namun di sisi lain,, Google sepertinya memang memprioritaskan artikle yang panjang mas? Mungkin pernah studi kasus ttg panjang artikel yang recomended sesungguhnya mas?

    Balas
    • Kompetitor saya sampai sekarang masih #1 dengan isi konten cuma 300an karakter atau sekitar 50an kata. Saya nangkepnya itu karena dia nulis to the point yang orang cari jadi bouncenya rate dia kecil. Jadinya menurut saya artikel panjang juga gpp sih asal nyambung dan ga maksa. Takutnya orang tau artikel kepanjangan dan berbelit belit akhirnya malah diclose tuh pagenya dan bounce rate jadi anjlok.

      Balas
      • Sebetulnya sih pointnya tetap ada di artikel mas,, tapi paragraf pembukanya dibuat ngalor-ngidul dulu kata orang jawa.

        Di paragraf pembuka tsb juga ada nilai informasinya, tapi ya itu sengaja dibikin panjang agar terlihat berbobot.

        Walaupun sy sendiri males nulis dng teknik begitu,, karena seakan-akan “munafik”.

        Balas
  7. alhamdulillah bagus pembahasan nya mas tapi saya punya pertanyaan yang masih ada dibenak saya menghadapi kata kunci yang tentu nya market place raksasa ikut hadir belom lagi dengan jumlah rating review yang auto jumlah ribuan pada market place tersebut bagaimana solusi dalam menghadapi website ecommercial tersebut apakah perlu kita main pula di market place ataupun bertahan atau mengulik konten yang setidak nya harus mengikuti model tampilan pada hasil search google mereka terimakasih mas pembahasan artikel nya.

    Balas
  8. Kalau semisal blog menggunakan domain aged itu kasarnya gimana ya gan? Tanpa harus SEO udh bsa page one. Ada tuh blog blog spam yg pake domain aged tapi isi kontennya mengenai Cara Membuat Kata Pengantar, Contoh Kata Pengantar, dll. Dan dia bisa mendapati posisi #1

    Balas
    • Definisi tanpa SEO yg di maksud itu yg bagaimana?

      Pakai domain aged kan udah termasuk strategi SEO, onpage juga termasuk SEO.

      Kalau terkait spam dan bisa posisi #1, itu perkara lain. Page one itu urusan gampang, yang susah adalah mempertahankannya hingga bertahun-tahun. Jadi kalau nyepam dan sekarang bisa posisi #1, belum tentu nanti pas update algoritma aman-aman aja.

      Balas

Tinggalkan Balasan ke Airul Batalkan balasan