Bagi para praktisi SEO dan pemilik website, istilah Spam Score mungkin sudah tidak asing lagi. Skor ini sering kali dianggap sebagai indikator kualitas suatu domain—semakin tinggi angkanya, semakin besar pula kecurigaan terhadap reputasi domain tersebut. Tapi, apakah benar Spam Score memengaruhi performa SEO di Google? Atau justru ini hanya angka buatan yang tidak berdampak langsung? Mari kita bahas mitos dan faktanya!
Apa Itu Spam Score?
Spam Score adalah metrik buatan Moz, salah satu tools SEO populer, yang mengukur kemungkinan sebuah domain dianggap sebagai spam berdasarkan pola-pola tertentu. Skala penilaiannya mulai dari 0% hingga 100%, di mana semakin tinggi skornya, semakin besar kemungkinan domain tersebut dicurigai sebagai spam oleh algoritma Moz.
Moz sendiri dalam penjelasannya menyatakan bahwa,
This does not mean that your site is definitely spammy. The percentage represents a wide variety of potential signals ranging from content concerns to low authority metrics.
Yang secara garis besar berarti bahwa skor Spam Score yang tinggi tidak serta-merta menandakan bahwa situs Anda adalah situs spam. Angka tersebut hanya mewakili sejumlah sinyal yang beragam, mulai dari kekhawatiran terkait konten hingga metrik otoritas domain yang rendah.
Dengan kata lain, Spam Score adalah indikator risiko—bukan vonis. Maka dari itu, alih-alih panik ketika melihat angka tinggi, lebih baik gunakan informasi ini untuk melakukan audit dan perbaikan pada elemen-elemen teknis maupun kualitas backlink situs Anda.
27 Sinyal Spam Score Menurut Moz
Untuk menentukan Spam Score, Moz menggunakan pendekatan machine learning yang dilatih dengan data dari ribuan domain yang telah dikenai penalti atau diblokir. Dari analisis tersebut, mereka berhasil mengidentifikasi 27 sinyal utama yang sering muncul pada situs-situs yang dicurigai sebagai spam.
Berikut adalah ringkasan dari 27 sinyal tersebut:
- Low number of pages found: Hanya sedikit halaman yang ditemukan di domain tersebut.
- TLD correlated with spam domains: Menggunakan TLD yang sering diasosiasikan dengan spam, seperti .download, .stream, .win, .biz.
- Domain name length: Panjang nama domain (termasuk subdomain) menyerupai pola domain spam.
- Domain name contains numerals: Nama domain mengandung angka.
- Google Font API Present: Tidak menggunakan Google Font API.
- Google Tag Manager: Tidak menggunakan Google Tag Manager.
- Doubleclick Present: Tidak ada tag iklan Doubleclick.
- Phone Number Present: Tidak mencantumkan nomor telepon.
- Links to LinkedIn: Tidak memiliki tautan ke halaman LinkedIn.
- Email Address Present: Tidak mencantumkan alamat email.
- Defaults to HTTPS: Tidak menggunakan HTTPS (SSL certificate).
- Use of Meta Keywords: Menggunakan tag meta keywords, yang sudah dianggap usang.
- Visit Rank: Memiliki jumlah kunjungan yang sangat rendah berdasarkan data clickstream.
- Rel Canonical: Menggunakan tag rel=canonical yang mengarah ke domain lain.
- Length of Title Element: Judul halaman terlalu pendek atau terlalu panjang.
- Length of Meta Description: Meta description terlalu pendek atau terlalu panjang.
- Length of Meta Keywords: Meta keywords sangat panjang.
- Browser Icon: Tidak memiliki favicon (ikon di browser tab).
- Facebook Pixel: Tidak menggunakan Facebook Pixel.
- Number of External Outlinks: Jumlah link keluar sangat tinggi atau sangat rendah.
- Number of Domains Linked-To: Jumlah domain yang ditautkan sangat tinggi atau sangat rendah.
- Ratio of External Links to Content: Rasio jumlah link keluar dibandingkan konten terlihat tidak wajar.
- Vowels/Consonants in Domain Name: Nama domain memiliki banyak huruf vokal atau konsonan berurutan (misalnya aaateknologi.com).
- Hyphens in Domain Name: Mengandung terlalu banyak tanda hubung (
-
) dalam domain. - URL Length: Panjang URL sangat pendek atau sangat panjang.
- Presence of Poison Words: Mengandung kata-kata yang sering muncul di situs spam, seperti terkait obat, konten dewasa, judi, dll.
- Uses High CPC Anchor Text: Menggunakan teks tautan (anchor text) dengan kata-kata bernilai CPC tinggi.
Apa Spam Score Bisa Jadi Acuan SEO?
Jawabannya tergantung. Spam Score dapat digunakan sebagai salah satu acuan, namun tidak bisa dijadikan sebagai acuan baku untuk menentukan kualitas SEO sebuah website. Sebagai praktisi SEO atau pemilik website, kita harus tetap menggunakan nalar dan logika dalam menganalisis hasil dari Spam Score.
Berikut beberapa alasan mengapa Spam Score tidak bisa dijadikan acuan utama:
1. Spam Score Bukan Metrik Google
Spam Score yang dihitung oleh Moz menggunakan algoritma dan data pelatihan yang tidak terkait langsung dengan algoritma Google. Google sendiri tidak mengungkapkan metrik atau sinyal apa yang mereka gunakan untuk penilaian situs. Oleh karena itu, meskipun Spam Score memberikan wawasan tentang potensi masalah di situs, itu tidak selalu mencerminkan bagaimana Google akan menilai situs tersebut.
2. Banyak Sinyal Spam Score yang Terlihat Konyol
Beberapa sinyal dalam Spam Score bisa tampak konyol atau tidak relevan dalam konteks SEO. Misalnya:
- Penggunaan tanda hubung yang berlebihan dalam nama domain
- Nama domain dengan angka
- Tidak menggunakan Google Font API
- Tidak ada tag iklan Doubleclick
- Tidak menggunakan Google Tag Manager
- Tidak menggunakan Facebook Pixel
- Tidak memiliki favicon (ikon di browser tab)
- Tidak memiliki tautan ke halaman LinkedIn
Meskipun sinyal ini mungkin relevan untuk mendeteksi situs spam, hal-hal ini tidak selalu berdampak negatif pada peringkat SEO jika situs tersebut memiliki konten berkualitas dan mendapat backlink dari sumber yang terpercaya.
Kesimpulan
Spam Score dapat memberikan gambaran awal tentang kualitas sebuah situs, tetapi bukanlah indikator mutlak dalam menilai SEO atau reputasi situs. Meskipun beberapa sinyal dalam Spam Score memang relevan, banyak juga yang tampak konyol atau tidak terlalu penting, seperti penggunaan tanda hubung dalam nama domain, tidak memakai Google Font API, atau tidak memiliki favicon. Oleh karena itu, Spam Score sebaiknya digunakan sebagai salah satu alat bantu dalam audit SEO, bukan sebagai patokan tunggal.
Sebagai praktisi SEO, penting untuk selalu mengevaluasi situs secara holistik dan menggunakan berbagai alat dan metode untuk memastikan kualitas dan kepatuhan terhadap pedoman SEO yang baik. Jangan terburu-buru menarik kesimpulan hanya berdasarkan angka atau sinyal yang tampak, karena ada banyak faktor lain yang lebih berpengaruh pada performa SEO dan reputasi situs di mata Google.
Mau diskusi lebih lanjut terkait artikel ini atau strategi SEO lainnya? Langsung aja join grup Telegram Mastah SEO Community.